Header Ads

test

Ini Dia Patung Buddha Emas Raksasa di China


Emeishan - Gunung Emei termasuk dalam 4 gunung paling suci bagi penganut Buddha di China. Di puncak gunung ini, kita bisa berjumpa dengan Patung Buddha emas raksasa.

Nafas terengah-engah, tapi anak tangga yang harus dititi masih tersisa banyak sekali. Itulah yang akan dirasakan traveler ketika mendaki Gunung Emei di Kota Emeishan, Chengdu, China.

Wajar, ada ribuan anak tangga yang harus didaki traveler guna mencapai puncak Gunung Emei. Total ada 3.000 buah anak tangga yang mesti didaki traveler untuk bisa sampai ke puncaknya.

Atas undangan maskapai Garuda Indonesia, Garasigaming bersama rombongan agen tur dan travel mencoba mendaki Gunung Emei ini pada pertengahan bulan Juli lalu. Gunung Emei sendiri memiliki ketinggian 3.099 mdpl.

 
Ada 2 tahapan yang mesti dilalui traveler sebelum sampai di puncak Gunung Emei. Tahap pertama, traveler akan sampai di pintu masuk objek wisata Gunung Emei. Karena masuk ke dalam wilayah konservasi, traveler wajib berganti moda transportasi dari kendaraan pribadi dengan bus umum yang sudah didesain agar ramah lingkungan.

Harga tiket bus ini sekitar 185 Yuan (sekitar Rp 350 ribu) untuk perjalanan PP. Dari pintu masuk hingga ke titik pendakian berikutnya memakan waktu sekitar 1,5 jam. Ada 2 cek poin selama perjalanan, satu untuk pemeriksaan tiket, satu untuk istirahat ke toilet.

Setelah perjalanan melewati jalan berkelak-kelok, sampailah kita di titik pendakian berikutnya di ketinggian sekitar 2.500-an mdpl. Dari sinilah perjuangan dimulai, meniti anak tangga satu per satu sampai ke stasiun cable car.
Di stasiun ini, kita bisa naik cable car sampai ke titik terdekat untuk melihat patung Sang Buddha. Harga tiket cable car ini sekitar 65 Yuan (Rp 125 ribu) per orang. Perjalanan naik cable car terhitung singkat. Tak sampai 5 menit meniti cable car, kita sudah sampai di ketinggian hampir 3.000 mdpl.

Setelah meniti ratusan anak tangga (lagi), barulah kita sampai di pelataran luas tempat patung emas Sang Buddha berada. Saat Garasigaming datang, sudah ada ribuan orang yang beribadah di depan Sang Buddha.


 
Mereka khusyuk merapal doa dan mengutarakan keinginan di depan Sang Buddha. Tak lupa mereka juga sambil membakar dupa dan juga lilin berwarna merah. Para peziarah ini datang dari berbagai wilayah di China.

Bau dupa langsung menyeruak di berbagai penjuru. Lantunan puja puji dari Biksu di dalam vihara terdengar melalui pengeras suara. Tenang dan damai. Seperti itulah gambaran di puncak Gunung Emei, di ketinggian sekitar 3.079 mdpl, tempat patung Buddha emas ini berada.
 
 
Menurut penjelasan Jack Zheng, pemandu kami, Gunung Emei ini termasuk satu dari 4 gunung paling suci bagi penganut Buddha di China. Masing-masing gunung ini mewakili arah mata angin.

"Selain Emeishan di Provinsi Sichuan, ada Wutai Shan di provinsi Shanxi, Jiuhua Shan di Provinsi Anhui, dan juga Putuo Shan di Provinsi Zhejiang. Emeishan sendiri artinya bentuk alis perempuan yang cantik, seperti bentuk gunung ini," jelas Jack.

Gunung Emei menjadi gunung paling suci bagi umat Buddha karena di puncak gunung ini terdapat vihara yang dipercaya sebagai vihara pertama yang dibangun di China. Vihara ini dibangun pada abad ke-1 Masehi dan masih terjaga sampai sekarang.

Total ada 76 vihara yang dibangun sejak era dinasti Ming dan Qing yang tersebar di sepanjang Gunung Emei. Beberapa di antaranya terletak di dekat puncak.


 
Pemandangan yang tersaji di Puncak Gunung Emei memang spektakuler. Tidak terbayang bagaimana orang zaman dulu membangun vihara di puncak gunung seperti ini. Belum lagi melihat patung Sang Buddha yang amat mengagumkan.

Karena berwarna emas, Patung Sang Buddha tampak berkilauan dan bercahaya diterpa sinar mentari. Warnanya terlihat sangat mencolok dibandingkan dengan warna langit dan juga awan. Patung Sang Buddha pun tampak makin anggun dan menawan.

Ada perasaan luar biasa yang campur aduk di dalam dada. Setelah perjuangan yang teramat panjang, akhirnya sampailah di titik kita bertemu dengan Sang Buddha. Seperti layaknya hidup, yang akan berujung kepada kebahagiaan, setelah melewati aneka rintangan dan perjuangan.
 

Tidak ada komentar